Kamis, 24 April 2014

MOTIFASI HIDUPKU

sesuatu yang baik adalah sesuatu yang di lakukan dengan sabar . ketika mendapatkan masalah kita harus hadapi hayati nikmati.HHN.

SISTEM HIDROLIK








Sistem hidrolik adalah suatu sistem pemindah dengan menggunakan media fluida, dalam hal ini minyak hidrolik. Dimana sistem hidrolik berfungsi untuk menggerakan dan mengatur seluruh
peralatan dan sistem kontrol..

Ada dua macam sistem hidrolik yang dikenal yaitu :
1. Sistem Terbuka.
Dalam sistem ini, bila katup pengontrol dalam keadaan netral maka aliran minyak hidrolik yang dihasilkan pompa langsung dikembalikan ke tangki hidrolik dan berhubungan langsung dengan udara luar sebelum dipompa lagi. Pada saat itu kapasitas aliran minyak hidrolik yang dihasilkan pompa mencapai maksimum sedang tekanannya minimum (atm). Keuntungan sistem ini antara lain tidak membutuhkan sistem pengontrolan terhadap kapasitas aliran pompa dan juga pompa yang digunakan konstruksinya relatif sederhana, sehingga sistem ini ekonomis dan mudah dalam perawatannya.
2. Sistem Tertutup
Bila katup pengontrol dalam keadaan netral maka aliran oli yang dihasilkan pompa hidrolik menuju ke sistem menjadi tertutup dan tidak berhubungan langsung dengan udara luar (atmosfer). Dengan demikian maka tekanan antara pompa dan katup pengontrol akan naik sampai batas tertentu. Tekanan tersebut kemudian digunakan untuk sistem pengontrolan sehingga pompa akan berhenti mengalirkan minyak hidrolik ke dalam sistem hidrolik. Keuntungan sistem ini antara lain dapat menghasilkan gerakan yang relatif stabil sehingga tidak akan terjadi penurunan gerakan perlengkapan kerja yang disebabkan belum tercapainya tekanan minyak hidrolik pada saat pindah gerakan.
Ada dua faktor pokok yang menentukan kerja dari suatu sistem hidrolik:
1. Aliran oli (flow) yang dinyatakan dalam liter/menit atau galon per menit (gpm)
2. Tekanan (pressure) yang dinyatakan dalam kg/cm2 atau psi (pound per square inch)
Kedua faktor tersebut memberikan indikasi sendiri–sendiri, flow atau aliran memberikan indikasi kecepatan. Kalau aliran oli bertambah tentu kecepatan silinder atau motor akan bertambah pula, begitu juga sebaliknya. Tekanan atau pressure akan memberikan indikasi kekuatan atau gaya. Jadi kalau tekanan oli yang di perlukan tidak cukup tentu tenaga yang dihasilkan akan berkurang pula.










Selasa, 08 April 2014

MOTIFASI HIDUP KU DAN UNTUK KALIAN SEMUA.....>>>> (*_*)


seseorang yang baik adalah orang yang mampu mengakui semua kesalahannya sendiri, dan memperbaiki semua kesalahan yang telah dia lakukan di masa lalunya..

EFI(Electronic fuel injektion) pada MOTOR








saya akan berbagi kepada kawan kawan sekalian...... tentang cara kerja EFI( electronicfuel injection) semoga dapat menjadi inspirasi untuk kawan kawan sekalian...... !!!!!!

Assalamu’alaikum wR wB
Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan.
Semakin menguatnya isu mengenai peningkatan kualitas  lingkungan hidup, disertai dengan penetapan standar euro 3 (bahkan sampai 4 dan 5 untuk eropa) bagi kendaraan bermotor, menjadikan sistem injeksi pilihan utama dalam proses pengabutan dan pensuplaian bbm. Selain lebih efisien daripada sistem karbu, sistem injeksi juga terkenal lebih rumit dan sulit difahami prinsip kerjanya. Sistem EFI (electronic fuel injection) diciptakan dengan tujuan utamanya adalah menghasilkan pembakaran yang tuntas/efisien, yang mana bensin (bbm) yang dikeluarkan sebanding dengan udara yang dihisap silinder. Pertanyaan yang paling mendasar terkait dengan penerapan sistem injeksi ini adalah :
“Bagaimana bisa injektor menyemprotkan bbm dengan takaran yang pas, sesuai dengan udara yang masuk?”
Nah, pada artikel inilah akan kita bicarakan bagaimana sistem EFI melakukannya, ….
Mari perhatikan gambar diagranm sistem EFI berikut ini
00 efi
Pada gambar di atas menunjukkan sistem pengabutan fuel infection elektronik “sederhana”, yang mana melibatkan banyak komponen, diantaranya :
  1. Sensor2 yang ditempatkan pada throttle body (TB), yaitu  (a) IAP (intake air pressure sensor) yang berfungsi mengukur tekanan udara yang masuk, (b) IAT (intake air temperature sensor) yang berfungsi mengukur suhu udara yang masuk, (c) TPS (throttle position sensor) yang berfungsi mengukur derajat bukaan klep kupu2 pada TB
  2. Throttle body (TB) adalah pintu masuk nya udara dari luar menuju silinder. Pada saat udara mengalir melalui TB, kondisinya diukur oleh IAT dan IAP. Sedangkan besarnya volume yang mengalir ditentukan oleh besarnya sudut TPS.
  3. Bypass valve adalah klep/katup yang mengatur jumlah volume udara yang masuk saat kondisi idle/stasioner
  4. Fuel filter + fuel pump adalah pompa bensin yang bertugas menjaga tekanan bensin sesuai dengan yang ditentukan.
  5. ECU (engine control unit), suatu perangkat elektronik yang mampu menghitung/memperkirakan masa udara yang masuk, menentukan masa bensin yang harus dikeluarkan, menentukan waktu pengapian, memberikan sinyal indikator/kerusakan dll. Intinya ECU adalah perangkat elektronik cerdas yang mampu mengolah beberapa masukan untuk memberikan keluaran/aksi/action yang tepat dalam rangka meningkatka kualitas pembakaran.
  6.  Injector adalah perangkat yang mampu menyemburkan bensin dalam bentuk kabut, dengan volume yang terukur,  sesuai sinyal yang diberikan ECU
  7. Fuel Cut sensor (atau mungkin sama dengan bank angle sensor/lean angle sensor) yantu sebuah sensor yang berisi pendulum yang berfungsi untuk mematikan ECU saat motor terjatuh (diam pada sudut kemiringan tertentu, sekitar 60 derajat, minimal selama 5 detik).
  8. Discharge pump adalah bagian dari injector yang berfungsi mengendalikan tekanan dalam injector, dengan cara mengalirkan sebagian bbm bertekanan kembali ke tangki
  9. Ignition coil, berfungsi meningkatkan tegangan pengapian yang diberikan ECU, dari 400V menjadi 20 kV, yang akan digunakan untuk memantik nyala api busi.
  10. Engine temperature sensor (ETS), sensor yang berguna untuk mengetahui suhu engine yang sangat berguna dalam mendukung fungsi engine management, jika dingin maka  ECU akan meng”ON”kan cuk otomatis.
  11. Crankshaft position sensor, ini adalah sensor yang paling utama dan fital, yang memberikan informasi sudut putaran crankshaft/engine, yang menentukan semua periode kerja dari ECU
  12. Oksigen sensor, adalah sensor yang mendeteksi kandungan o2 yang tersisa dari gas buang yang mengiformasikan kualitas pembakaran ke ECU. Jika O2 lebih banyak dari std maka pembakaran berlangsung pada kondisi campuran miskin, ECU harus memerintahkan injektor untuk menyemprotkan bbm lebih banyak lagi, begitu pula sebaliknya.
  13. Catalys/catalitic converter (bukan bagian dari sistem FI) berguna untuk menetralkan gas beracun dalam gas buang sebelum keluar ke alam bebas
  14. Fuel tank, tangki besin, biasanya desainnya spesifik untuk sistem injeksi, karena di dalamnya terdapat pompa bensin.
Itulah elemen2 yang mendukung sitem EFI baik secara langsung mupun tidak langsung. Sekarang mari kita bahas prinsip kerjanya:
1. Saat baru dinyalakan, biasanya mesin dalam kondisi dingin dan kondisi ini diketahui oleh ECU berdasarkan informasi dari Engine temperature sensor (ETS). ECU akan memerintahkan injector untuk menyemprotkan bensin lebih banyak, mirip dengan penggunaan choke saat menstarter engine di pagi hari. Putaran mesin meninggi dan semakin menurun seiring dengan kenaikan suhunya. ECU juga mengatur bukaan bypass valve untuk mengatur supplay udara pada saat pemanasan mesin dalam kondisi stasioner. Kira seperti ini sensor suhu mesin ETS
15 IAT sensor2
Posisinya biasanya di silider atau di head di jalur cairan pendingin (water cooled), dan tegangan (V) yang diinformasikan ke ECU
15 IAT sensor signal
Atau bisa berujuk tabel berikut
15 AIT volt table
Jadi ECU akan menerjemahkan tegangan tersebut sebagai besaran suhu, kemudian data suhu ini digunkan untuk mengeksekusi putasan bagi injektor dan bypass valve (ISC). Posisi bypass valve (ISC /idle switch control) seperti tampak pada gambar ini.
10 intake EFI
2. Pada saat normal, handle gas akan mentransfer gerakan tangan lewat kabel throttle (kabel gas), menjadi bukaan kupu2 (throttle valve). Bukaan ini disensor oleh TPS dan memberikan informasi mengenai derajat bukaan klep kupu2 kepada ECU. Bentuk TPS dapat diliihat dalam gambar berikut, bentuk dalamnya
12 throttle_switch
sedangkan bentuk luarnya seperti ini
16 TPS
Dan posisinya terletak di TB dengan poros yang terkoneksi dengan klep kupu2
16 TPS position
Dan sensor TPS ini akan mengirimkan sinyal ke ECU berupa tegangan seperti gambar berikut
16 tpsdata
Dan oleh ECU tegangan yang dikirimkan TPS ini akan diartikan sebagai banyaknya volume udara yang masuk, karena volume udara yang masuk ditentukan oleh luasnya area yang terbuka dikalikan dengan kecepatan aliran udara yang melalui TB. Pada salah satu gambar di atas telah terdapat penampakan dari TB, akan tetapi akan lebih jelas jika melihat gambar berikut.
12 Throttle-body cut
Setelah informasi banyaknya volume udara yang masuk diketahui, maka ECU akan menghitung seberapa besar bensin yang akan disemprotkan. Setelah dihitung dengan teliti dengan menggunakan faktor koreksi dari masukan sensor2 yang lain seperti IAT dan IAP (nanti akan dijelaskan dalam artikel yang berbeda), maka ECU akan mengirimkan sinyal ke injector untuk menyemprotkan bensin dalam ukuran tertentu yang sesuai dengan volume udara yang masuk agar diperoleh komposisi stoichiometric (AFR=14.7). Bentuk sinyalnya secara umum tampak pada gambar berikut.
07 injector duration
Jadi banyaknya bensin yang akan disemprotkan oleh injektor tergantung dari durasi sinyal mulai dari “ECU switches on ” sampai  “ECU switches off”, atau sepanjang panah waran merah dalam satuan mili detik (1/1000 detik). Sedangkan bentuk dari injektor secara umum adalah sebagai berikut.
07 injector2
Tegangan yang berasal dari ECU akan diumpankan ke bagian koil selenoid (selenoid coil no.9) yang bersama-sama dengan core spring (pegas pengembali no.4) menghasilkan gerakan core (poros) naik dan turun. Jika naik maka lubang di director (pengarah akan terbuka dan sebaliknya. Durasi bukaan ini dan tekanan bensin yang berasal dari fuel pump, akan menentukan banyaknya bensin yang disemprotkan.
Kemudian perhatikan grafik tadi (durasi injektor), di gambar tsb diinformasikan bahwa injektor bekerja setelah klep-in terbuka. Yang menjadi pertanyaan, ” 

Sementara sampai disini dulu artikelnya, yang saya bagikan kepada kwan kawan sekalian semoga bermanfaat , wassalamu’alaikum wR wB.

Minggu, 06 April 2014

MOTIVASI HIDUP KU DAN KALIAN... ( ^_^ )

di saat dirimu sedang mengalami kesusahan dan mengalami musibah yang tidak dapat kamu selesaikan sendiri berbagilah dengan sahabat dan keluargamu. karena dengan cara kita berbagi dengan seseorang dapat mengurangi beban yang membebanimu. tetap semangat dan menggapai masa depan yang cerah.

blog uts

blog tehknik

Jumat, 04 April 2014

SOL GEL PROCESS DALAM METODE BOTTOM UP PADA PEMBUATAN NANOMATERIAL




Definisi Nanoteknologi dan Nanomaterial
Nanoteknologi adalah pengembangan teknologi dalam skala nano meter. Istilah “nanoteknologi” didefinisikan pertama kali oleh Norio Taniguchi, Profesor Tokyo Sains University, pada tahun 1974 dalam kertas kerjanya “Mengenai Konsep Dasar Nanoteknologi” sebagai berikut: “Nanoteknologi terdiri atas pengolahan bahan-bahan melalui proses pemisahan, penyatuan, dan pencatatan bentuk oleh sebuah atom atau sebuah molekul”.

Nanomaterial didefinisikan berdasarkan standar ukuran suatu materi, baik yang tersusun dari unsur organik maupun inorganik, pada tingkat satuan nanometer. Nanomaterial didefinisikan memiliki dimensi <100 nm. Penelitian pada nanomaterial sangat menarik karena dengan ukuran yang sudah mendekati ukuran suatu atom, maka sifat permukaan dan reaktivitas serta efisiensi dan efektivitas reaksi kimia yang melibatkan suatu nanomaterial dapat dikaji lebih rinci dan lebih mendalam.
Munculnya kesadaran terhadap ilmu dan teknologi nano diinspirasi dan didorong oleh pemikiran futuristik dan juga penemuan peralatan pengujian dan bahan-bahan. Pada tanggal 29 Desember 1959 dalam pertemuan tahunan Masyarakat Fisika Amerika (American Physical Society) di Caltech, Richard Phillips Feynman (Pemenang Hadiah Nobel Fisika tahun 1965) dalam suatu perbincangan berjudul “ There’s plenty of room at the bottom”, memunculkan suatu isu yaitu permasalahan memanipulasi dan mengontrol atom (ukuran 0,001 nm) dan molekul (ukuran 0,1 nm) pada dimensi kecil (nanometer) . Di tahun 1981, Scanning Tunneling Microscopy (STM) diciptakan oleh Heinrich Rohrer dan Gerd Binnig (Pemenang Hadiah Nobel Fisika tahun 1986).

Definisi Sol Gel Process
Dalam ilmu material, proses sol-gel adalah metode untuk memproduksi bahan padat dari molekul kecil. Metode yang digunakan untuk pembuatan oksida logam, terutama oksida silikon dan titanium. Proses ini melibatkan konversi monomer menjadi solusi koloid (sol) yang bertindak sebagai prekursor untuk jaringan terpadu (atau gel) baik partikel diskrit atau polimer jaringan.




BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengenalan Nanomaterial
v  Nanomaterial adalah bidang ilmu material dengan pendekatan berbasis Nanoteknologi
v  Nanoteknologi adalah pembuatan dan penggunaan materi atau devais pada ukuran sangat kecil. Materi atau devais ini berukuran antara (1 – 100) nanometer. Satu nm sama dengan satu-per-milyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000 lebih kecil dari ukuran rambut manusia. Ukuran (1 – 100) nm ini disebut juga dengan skala nano (nanoscale).
v  Jadi, dapat disimpulkan bahwa nanomaterial itu adalah bahan atau material yg berukuran sangat kecil (skala nano) yaitu 1-100 nm.
v  Dengan nanoteknologi, material dapat didesain dan disusun dalam orde atom-per-atom atau molekulper-molekul sedemikian rupa
v  Dengan menyusun ulang atau merekayasa struktur material di level nanometer, maka akan diperoleh suatu bahan yang memiliki sifat istimewa jauh mengungguli material yang lain
v  Carbon nanotube (CNT) adalah sebuah bentuk kristal baru dari gugus karbon, yang tersusun dari beberapa atom karbon berbentuk pipa dengan diameter beberapa nanometer
3.2. Sol Gel Process
Sol Gel Process merupakan teknik basah - kimia yang digunakan untuk pembuatan kedua bahan gelas dan keramik . Dalam proses ini, sol ( atau larutan ) berkembang secara bertahap menuju pembentukan jaringan seperti gel yang mengandung fase cair dan fase padat.
Prekursor atau bahan awal dalam pembuatan Sol Gel adalah alkoksida logam dan klorida logam, yang kemudian mengalami reaksi hidrolisis dan reaksi polikondensasi untuk membentuk koloid, yaitu suatu sistem yang terdiri dari partikel-partikel padat (ukuran partikel antara 1 nm sampai 1 μm) yang terdispersi dalam suatu pelarut. Bahan awal atau precursor juga dapat disimpan pada suatu substrat untuk membentuk film (seperti melalui dip-coating atau spin-coating), yang kemudian dimasukkan kedalam suatu container yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan contohnya untuk menghasilkan suatu keramik monolitik, gelas, dan fiber atau serat.

 Dari beberapa tahapan proses sol-gel, terdapat dua tahapan umum dalam pembuatan metal oksida melalui proses sol-gel, yaitu hidroldan polikondensasi.


Reaksi Sol Gel
Ada dua tahapan reaksi dalam Sol Gel

n (1) Hidrolisis metal alkoksida
(2) Kondensasi




3.3. Teknik Bottom Up pada Sol Gel Process
Teknik bottom-up merupakan cara merangkai atom atau molekul dan menggabungkannya melalui reaksi kimia untuk membentuk nano struktur. Metode presipitasi merupakan teknik pendekatan bottom up. Metode presipitasi dilakukan dengan cara zat aktif dilarutkan ke dalam pelarut, lalu ditambahkan larutan lain yang bukan pelarut (anti-solvent), hal ini menyebabkan larutan menjadi jenuh dan terjadi nukleasi yang cepat sehingga membentuk nanopartikel. 
Metode Bottom-up (penyusunan atom-atom) adalah memulai dari atom-atom
atau molekul-molekul atau kluster-kluster yang diassembli membentuk partikel
berukuran nanometer yang dikehendaki. Metode pembuatan partikel nano terdiri
atas beberapa proses kimia dan fisika, yang meliputi:
1. Proses wet chemical, yaitu proses presipitasi seperti: kimia koloid,
metoda hidrotermal, dan proses sol-gel. Proses ini intinya mencampur ion-ion     dengan jumlah tertentu dengan mengontrol suhu dan tekanan
untuk membentuk insoluble material yang akan terbentuk endapan.
Endapan dikumpulkan dengan cara penyaringan atau spray drying untuk
mendapatkan butiran kering.
2. Mechanical process, termasuk grinding, milling, dan teknik mechanical
alloying. Intinya material ditumbuk secara mekanik untuk membentuk
partikel yang lebih halus.
3.4. Aplikasi material dari Sol Gel Process
Aplikasi material dari sol gel process misalnya para ilmuwan telah menggunakannya untuk memproduksi bahan ringan di dunia dan juga beberapa keramik yang terberat. Salah satu area aplikasi terbesar adalah film tipis yang dapat diproduksi pada selembar substrat dengan spin coating atau lapisan dip. Pelindung dan dekoratif coating, dan komponen elektro-optik dapat diterapkan untuk kaca, logam dan jenis-jenis substrat.
Pengaplikasian pada Film tipis dan serat

    Dengan viskositas sol disesuaikan ke dalam kisaran yang tepat, baik optik dan serat keramik refraktori dapat ditarik yang digunakan untuk sensor serat optik dan isolasi termal, masing-masing. Dengan demikian, bahan keramik banyak, baik kaca dan kristal.



3.5. Keuntungan menggunakan metode Sol Gel Process

a). Homogenitasnya lebih baik, Temperatur rendah, Kemurnian lebih baik, Hemat energi
b). Pencemaran rendah, Menghindari reaksi dengan container dan kemurnian tinggi.
c). Fase pemisahan cepat, Kristalisasi cepat, Padatan non kristalin keluar membentuk gelas
d). Pembentukan fase kristal baru dari padatan non kristal baru
e). Produk glass lebih baik ditentukan dengan sifat-sifat gel, Produk film spesial.